Sabtu, 15 Oktober 2016





Selasa, 09 Februari 2016




Senin, 08 Februari 2016

LATAR BELAKANG

         Zaman yang sudah modern seperti saat ini, banyak sekali fasilitas yang sudah memadai. Dengan adanya kebutuhan yang serba instant, membuat orang semakin malas untuk melakukan sesuatu secara konvensional.
Kebutuhan papan yang sekarang menjadi kebutuhan capital bagi setiap orang membuat bidang properti menjadi meningkat. Hal ini dapat mempengaruhi percepatan arus urbanisasi dan dampak social yang terjadi. Mereka yang belum memiliki tempat tinggal secara permanen, telah membentuk lingkungan yang kumuh. Selain itu, pemanfaataan sumber daya alam yang sudah tidak diperhitungkan lagi seberapa besar dampak yang akan terjadi, menambah kerusakan pada alam ini.

Banyak sekali dampak yang terjadi dari pemanfaatan alam yang tidak dimanfaatkan secara sebaik-baiknya. Akhir-akhir ini telah kita rasakan dampak yang terjadi akibat pengaruh dari kerusakan alam ini. Sekarang, ruang hijau menjadi semakin berkurang, dan resapan air juga semakin berkurang sehingga menyebabkan terjadinya banjir.
Dengan danya Konsep Bangunan Go Green Masa Depan ini , saya rasa dapat menyelamatkan dunia kita ini

Green Architecture atau sering disebut sebagai Arsitektur Hijau adalaharsitektur yang minim mengonsumsi sumber daya alam, ternasuk energi, air, dan material, serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. (Arsitektur Hijau, Tri Harso Karyono, 2010)

Green arsitektur

         Arsitektur hijau merupakan langkah untuk mempertahankan eksistensinya di muka bumi dengan cara meminimalkan perusakan alam dan lingkungan di mana mereka tinggal. Istilah keberlanjutan menjadi sangat populer ketika mantan Perdana Menteri Norwegia GH Bruntland memformulasikan pengertian Pembangunan Berkelanjutan (sustaineble development) tahun 1987 sebagai pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia masa kini tanpa mengorbankan potensi generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Keberlanjutan terkait dengan aspek lingkungan alami dan buatan, penggunaan energi, ekonomi, sosial, budaya, dan kelembagaan. Penerapanarsitektur hijau akan memberi peluang besar terhadap kehidupan manusia secara berkelanjutan. Aplikasui arsitektur hijau akan menciptakan suatu bentuk arsitektur yang berkelanjutan. Berikut ini adalah beberapa contoh gambar-gambar bangunan yang menggunakan konsep Green Architecture.

Prinsip-prinsip Green Architecture

Penjabaran prinsi-prinsip green architecture beserta langkah-langkah mendesain green building menurut: Brenda dan Robert Vale, 1991, Green Architecture Design fo Sustainable Future:

1. Conserving Energy (Hemat Energi)
Sungguh sangat ideal apabila menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan sedikit mungkin menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkannya kembali. Solusi yang dapat mengatasinya adalah desain bangunan harus mampu memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah lingkungan yang sudah ada. Lebih jelasnya dengan memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi. Cara mendesain bangunan agar hemat energi, antara lain:
  1. Banguanan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan dan menghemat energi listrik.
  2. Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi thermal sebagai sumber listrik dengan menggunakan alat Photovoltaicyang diletakkan di atas atap. Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding timur-barat atau sejalur dengan arah peredaran matahari untuk mendapatkan sinar matahari yang maksimal.
  3. Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah. Selain itu juga menggunakan alat kontrol penguranganintensitas lampu otomatis sehingga lampu hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat terang tertentu.
  4. Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat mengatur intensitas cahaya dan energi panas yang berlebihan masuk ke dalam ruangan.
  5. Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak menyilaukan, yang bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya.
  6. Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan oleh penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui lubang ventilasi.
  7. Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (AC) dan lift.
2. Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)

Melalui pendekatan green architecture bangunan beradaptasi dengan lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim dan lingkungannya sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan, misalnya dengan cara:
  1. Orientasi bangunan terhadap sinar matahari.
  2. Menggunakan sistem air pump dan cros ventilation untuk mendistribusikan udara yang bersih dan sejuk ke dalam ruangan.
  3. Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya dengan membuat kolam air di sekitar bangunan.
  4. Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai kebutuhan.
3. Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)

Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini dimaksudkan keberadan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar, dengan cara sebagai berikut.
  1. Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk tapak yang ada.
  2. Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan mendesain bangunan secara vertikal.
  3. Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak lingkungan.
4. Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan)

Antara pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Kebutuhan akan green architecture harus memperhatikan kondisi pemakai yang didirikan di dalam perencanaan dan pengoperasiannya.

5. Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru)

Suatu bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada dengan meminimalkan penggunaan material baru, dimana pada akhir umur bangunan dapat digunakan kembali unutk membentuk tatanan arsitektur lainnya.

6. Holistic
Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas menjadi satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip green architecturepada dasarnya tidak dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain. Tentu secar parsial akan lebih mudah menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu, sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green architecture yang ada secara keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam site.

Ini Beberapa Konsep Bangunan Go Green Masa Depan

The Modern Design of High Rise Building with Garden di Cina
MAD Architects telah merancang model bangunan yang akan berlokasi di Chonquing, Cina. Bangunan tinggi ini bukan desain bangunan kaku biasa. Ini adalah ide inovatif dalam desain bangunan. Bangunan futuristik dihubungkan oleh sebuah struktur silinder inti, setiap lantai telah ditempatkan sedikit dari pusat, memberikan tampilan gedung ini unik.
Konsep dari susunan lantai menciptakan persepsi bahwa setiap lantai mengambang di atas yang lain. Di sini, di gedung ini, sifat dan kota metropolis perkotaan pencampuran menjadi hutan kota. Taman balkon adalah ide besar desain bangunan ramah lingkungan.






Senin, 18 Januari 2016


Ruang tamu adalah ruang  yang diciptakan bagi tamu yang berkunjung. Kendati tamu hanya singgah sementara di rumah, arsitektur ruang interior yang disajikan di ruang ini tidak bisa asal-asalan. Pasalnya meski kecil, ruang tamu merefleksikan keseluruhan rumah anda. Arsitektur ruangan yang berada di posisi depan inilah yang sering dikunjungi, terutama tetangga yang sering bertandang. Selain itu, arsitektur interior atau tampilan ruang tamu memunculkan penilaian tersendiri dari tamu terhadap si pemilik rumah. Karena itu, ruang tamu harus dapat memberi rasa nyaman dengan tampilan yang indah “arsitektur ruang dan interior ruang tamu biasanya mencerminkan pribadi penghuninya. Meski terlihat simpel, penataannya harus disesuaikan dengan furnitur dan gaya arsitektur rumah bersangkutan. Biasanya demi kepraktisan, sebagian orang meniadakan ruang tamu di rumahnya. Di rumah-rumah yang mungil, ruang tamu fungsinya seringkali digabung dengan ruang lain. Misalnya tamu yang akrab langsung dipersilakan masuk di ruang keluarga. Sementara itu, tamu lain cukup diterima di teras rumah saja.  Namun untuk sebagian orang, ruang tamu tetap jadi bagian yang sangat penting . Bagi rumah dengan ukuran yang pas-pasan tentu selain harus layak menerima tamu, ruang ini harus diatur sedemikian rupa agar tidak terlalu menghabiskan ruangan. Bagi pemilik rumah yang cukup luas, tentu hal ini tidak akan menjadi masalah. Di rumah mungil, ruang tamu tentu juga berukuran mungil, karenanya jangan memenuhi ruang tamu dengan furniture. Cukup sediakan sofa dengan dua dudukan (two seaters), satu sofa single seater, dan meja kecil. Apabila masih ada ruang lebih tambahkan meja sudut. Furnitur yang ada jika memungkinkan letakkan disandarkan ke dinding agar ruang terlihat lebih lega. Agar tidak monoton, menggabungkan dua buah sofa yang berbeda sangatlah menarik. Beda disini maksudnya adalah beda bentuk, beda desain, ataupun beda warna. Untuk menjembataninya carilah benang merah antara keduanya, misalnya berupa warna yang senada. Seperti gambar di bawah ini : 

2.    MATERIAL YANG DIGUNAKAN PADA R. TAMU 

Material lantai 

Lantai pada ruang tamu ini ditutup dengan batu marmer yang memberi kesan “berat”. Dengan dinding dan plafon bercat putih, sedangkan dinding lainnya dibuat jendela dengan kaca agar cahaya dapat masuk. Lantai yang berwarna putih ini mengesankan ruangan lebih luas, dan dengan pantulan cahaya matahari dari luar serta sebagian besar furnitur yang digunakan pada ruang tamu ini berwarna putih semakin menambah keindahan ruang tamu ini. 

Material plafond 
Plafond merupakan bagian dari ruang yang bernilai estetis tinggi dalam suatu ruangan. Pada ruang tamu ini material yang digunakan yaitu dari material gypsum. Dengan adanya ornamen lampu pendukung pada plafond. Tidak ada penutup plafond pada ruang tamu ini, rangka kayu dibiarkan ter-ekspose untuk menambah kesan natural. Plafond di ruang tamu ini menggunakan bahan kayu midi tipis dengan pattern persegi panjang lebar 50 mm dan tebal 8mm. Profil dan lampu gantung serta lampu spotlight ikut meramaikan dan menghiasi batas atas ruang tamu yang bergaya tradisional ini. Hangat adalah kesan pertama yang akan didapat dari material plafon ini. 

Material dinding 
Material yang digunakan pada dinding adalah pasangan setengah bata yang diplester, lalu dilapisi dengan cat warna merah muda. Yang disesuaikan dengan sofa berwarna merah muda pula. Material yang digunakan pada dinding adalah pasangan setengah bata yang tidak di plester, dengan furnitur seperti kursi, meja, dan beberapa pernak – pernik diatasnya, semuanya bergaya tradisional. Dengan pemilihan dinding kayu, menambah kesan hangat dan natural pada ruangan. 
Material cermin 

Material cermin selalu menyenangkan untuk digunakan pada ruang tamu. Cermin membuat ruangan terasa lebih luas, membuat ruangan menjadi lebih ‘mewah’, dan membuat tamu menjadi senang (karena setiap orang senang melihat bayangannya sendiri di cermin).

 3.    WARNA PADA R.TAMU 
Warna adalah salah satu faktor yang mempengaruhi desain ruang tamu Anda.  Namun, untuk pemilihan warna untuk arsitektur interior, anda tidak perlu bingung dan terpaku pada satu warna. Pilihlah warna sesuai suasana yang ingin anda tampilkan. Jika ingin menampilkan suasana ruang tamu yang akrab, warna kalem atau pastel seperti warna cokelat bisa dipilih. Namun, pemilihan warna pastel ini tidak perlu ditampilkan untuk seluruh ornamen atau furnitur karena bakal membosankan. Beberapa warna pastel saja sudah bisa mewakili gambaran suasana yang ingin dihadirkan. Ataupun anda harus dapat menentukan warna yang bisa membuat ruangan terkesan nampak lebih besar. Untuk dekorasi warna ruangan harus dengan warna terang seperti kuning terang atau orange, warna yang senada, jika Anda ingin terlihat  lebih lembut bisa juga memakai warna hijau terang. Apabila menggunakan warna tua akan jadi kelihatan jauh dan mendalam. Untuk membuat ruangan kelihatan lebih luas haruslah mengecat tembok dengan warna abu-abu atau abu kebiruan.  Jika warna abu-abu dirasakan membosankan, bisa mencari warna yang lebih menyegarkan seperti warna hijau atau biru untuk mendapatkan suasana yang diinginkan. Seperti gambar dibawah ini : 
4.    GAYA PADA R.TAMU 
Natural modern Untuk mendapatkan suasana yang hangat, karena membuat ruang tamu bernuansa natural yang didominasi warna-warna yang dekat dengan warna alam, yaitu coklat, krem,dan warna putih. Pengguna warna putih sangat diperlukan untk mengimbabgi warna coklat yang gelap.Warna putih bisa memantulkan cahaya sehingga ruangan akan terlihat lebih luas dan lebih terang.Kalau tidak ingin menggunakan warna putih karena takut kotor,bias juga menggunakan warna lain yang sifatnya terang namun masih bersifat natural,seperti krem atau hijau muda. Gaya art deco gaya art deco yang banyak memakai ornamen bulat, kotak-kotak, atau bentuk geometris lainnya, cukup dijadikan aksen saja. Misalnya, hanya dipakai untuk lemari TV atau lemari display lainnya. Sedangkan perabot lainnya, seperti meja dan kursi, dipilih model yang simpel dan finishingnya memakai warna cocoa brown (cokelat gelap). Bila perlu, diberi aksen warna hitam agar terlihat lebih mewah. Sementara, jika Disain Rumah memakai konsep minimalis, karena semuanya dibuat serba minimal, supaya ruang tidak terkesan kosong perlu diberikan sedikit aksen. Misalnya, ada satu meja atau kursi yang desainnya tradisional. Gaya arsitektur rumah minimalis Gaya arsitektur rumah minimalis, furnitur yang digunakan adalah yang simpel. Seperti pada gambar dibawah ini : Gaya etnik tradisional konsep etnik diterapkan pada ruang tamu ini. Elemen furnitur, seperti kursi, meja, dan beberapa pernak – pernik diatasnya, semuanya bergaya etnik tradisional . selain itu tiap elemen interiornya juga mengadopsi warna-warna alam. 

5.    PENCAHAYAAN/LIGHTING PADA R. TAMU



 Pencahayaan merupakan elemen yang memegang peranan penting dalam memberikan informasi visual suatu lingkungan. Tanpa pencahayaan yang baik, kita tidak dapat melihat atau menikmati kondisi visual di sekitar kita, bahkan jika kondisi visual tersebut merupakan sebuah karya arsitektur yang sangat indah. Pencahayaan artifisial tidak hanya mampu menampilkan informasi visual, tetapi juga dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas visual sehingga mampu memenuhi kebutuhan visual bagi orang yang melihatnya. Pencahayaan juga dapat memengaruhi sisi psikologis dan fisiologis manusia karena mampu menciptakan respon tertentu melalui kondisi visual yang dihasilkan dan, di sisi lain, mampu menunjang berbagai aktivitas yang terjadi pada sebuah ruang. Namun, pemahaman yang kurang mengenai pencahayaan (sumber-sumber cahaya, kualitas, dan kuantitas cahaya) dan perkembangan teknologi pencahayaan sering kali menjadi kendala dalam menghasilkan kualitas visual yang baik. Cermin “menambah” kuantitas cahaya Ruang tamu bisa disebut sebagai cerminan karakter dan selera si penghuni rumah. Oleh sebab itu setiap elemen di ruang tamupun harus ditata dengan baik, termasuk pencahayaannya. 

Pencahayaan yang tepat untuk ruang tamu adalah yang dapat menghadirkan suasana penuh keakraban, hangat sekaligus dramatis. Seperti terlihat pada contoh ruang tamu ini. Kombinasi general lighting dari lampu-lampu downlight dan indirect lighting yang menggunakan lampu jenis click strip, keduanya bereda di plafon. Standing lamp disamping sofa melengkapi kombinasi pencahayaan di ruang tamu. Tata letak lampu di ruang tamu. Standing lamp yang terletak disisi sofa, selain sebagai elemet dekoratif juga berfungsi sebagai sumber penerangan khusus, misalnya saat membaca. Indirect lamp pada bagian tengah plafonmenggunakan lampu jenis khususbernama click strip. 

Cahaya yang dihasilkan oleh jenislampu ini memiliki color rendering yang cukup sempurna. Tidak hanya itu, cahaya dari click strip juga memberi kesan eksklusif. pencahayaan wall washer turut menghiasi ruang tamu ini. Rumah lampunya berukuran lebih kecil dibanding rumah lampu untuk general lighting.

 Cahayanya dihasilkan oleh lampu halogen dan diarahkan ke bidang dinding kaca. Spotlight perkuat nuansa etnik pada ruang tamu konsep etnik diterapkan pada ruang tamu ini. Elemen furnitur, seperti kursi, meja, dan beberapa pernak – pernik diatasnya, semuanya bergaya etnik tradisional. Tata cahaya semakin memperkuat konsep etnik. Benda-benda seni bernuansa etnik, seperti hiasan dinding dan patung disinari khusus dengan spotlight dari arah atas. Sinarnya langsung mengenai benda sehingga benda itu tampak lebih menonjol daripada objek lain. Bentuk lampu gantung yang berkesan “gaya lama” diletakan ditengah ruangan turut menambah nuansa ke-etnikan ruang. cahaya dari balik plafond ini dihasilkan oleh lampu jenis click strip. Karena color rendering-nya cukup bagus. Maka warna tembaga pada plafond yang bertekstur agak kasar dapat terlihat jelas. Efek cahaya yang dihasilkannya membuat ruang terkesan mewah. tidak ketinggalan patung di dalam cekungan dinding-berada di sebelah kiri dan kanan pintu juga disorot lampu. Cahaya dari lampu ini berfungsi menonjolkan bentuk patung Terdapat dua spotlight yang berfungsi untuk menyorot benda-benda seni pada dinding. Jenis lampu yang digunakan adalah lampu halogen. Sehingga benda-benda seni yang trdapat diruang tamu dapat tampak lebih menonjol dari pada objek lainnya sehingga pada saat ada tamu yang masuk kesan tradisionalnya akan sangat terasa. 

Jumat, 15 Januari 2016








Rabu, 06 Januari 2016





Jumat, 01 Januari 2016








BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.